Gunung Gede-Pangrango (2.958 mdpl) adalah gunung istimewa
yang menjadi favorit para pendaki gunung. Sekitar 50.000 pendaki/ tahun mencoba
mencapai puncak gunung tersebut. Demi menjaga stabilitas alamnya, maka Gunung Gede-Pangrango
ini ditutup setiap bulan Agustus, juga pada bulan Desember hingga Akhir Maret. Untuk
mendaki Gunung Gede dan Gunung Pangrango di berlakukan sistem booking online, 7
sampai 30 hari sebelum hari pendakian. Jumlah pendaki dibatasi hanya 600/
malam, 300 melalui jalur Cibodas, 200 untuk jalur Gunung Putri, dan 100 untuk
jalur Selabintana. Ada 3 Rute Pendakian Gunung Gede dan Gunung Pangrango, yaitu
: Jalur Pendakian Cibodas · Jalur Pendakian Gunung Putri · Jalur Pendakian
Salabintana.
Jalur Pendakian Cibodas
Di Pintu gerbang masuk Jalur Pendakian Cibodas pendaki
wajib melapor dan menunjukan surat-surat perijinan, bukti transfer, dan fotokopi
KTP para pendaki. Setelah semua administrasi dan kelengkapan pendakian telah
diperiksa oleh petugas, barulah pendaki dipersilahkan untuk memulai pendakian. Awal
pendakian dimulai dengan menyusuri jalan setapak berbatu, melintasi kawasan
hutan tropis yang lebat. Sekitar 2 KM melintasi kawasan hutan, tibalah pendaki
disebuah tempat yang disebut telaga biru (1.500 mdpl). Telaga biru merupakan
rawa yang warna airnya bisa berubah-ubah yang disebabkan oleh tanaman ganggang
yang tumbuh di dasar danau. Selanjutnya pendaki melintasi jembatan kayu sampai
pada pos Rawa Gayang Agung (1.600 mdpl). 1 KM berjalan kaki pendaki akan tiba
di pos Panyancangan Kuda (1.628 mdpl). Lokasi ini merupakan persimpangan jalur,
kearah kanan menuju air terjun Cibeureum (1.675 mdpl), sedangkan kearah kiri agak
menanjak adalah menuju puncak. Air terjun Cibeureum ini terdiri dari tiga buah
curug, yaitu: Curug Cidendeng, Curug Cikundul, dan Curug Ciwalen. Curug ini
begitu populer, dan biasanya didatangi oleh wisatawan umum, para pendakai,
hingga turis asing. Dari pertigaan, jalur pendakian mulai menanjak dan berbatu,
dan selanjutnya berganti dengan jalan tanah yang lebih alami. Kemudian jalur
mulai landai dan bonus-bonus turunan akan mengantarkan pendaki tiba di Pos
Pondok Pemandangan (2.150 mdpl). Setelah pos Pondok Pemandangan pendaki akan
menyusuri jalur menurun dan kembali naik berbatu menuju air panas. Air panas ini
adalah lereng curam yang dialiri air panas dengan suhu yang mencapai 70°C,
pendaki perlu ekstra hati-hati karena jalur ini cukup sempit dan licin, hanya
bebatuan yang dijadikan pijakan para pendaki. Dari air panas pendaki bisa
beristirahat sejenak melepas lelah, sambil menghangatkan badan dengan air panas
sebelum melanjutkan pendakian menuju Pos Kandang Batu (2.220 mdpl). Bila sedang
ramai, biasanya pendaki membuka tenda disini, namun bila keadaan normal
sebaiknya jangan membuka tenda disini karena dapat menghalangi jalan para pendaki
lainnya. Dari Pos Kandang Batu pendaki akan melewati jalanan becek yang cukup
licin. Setelah itu jalur terus menanjak dan licin, sebelum melalui banyak jalur
landai mendekati Pos Kandang Badak (2.395 mdpl). Bagi para pendaki bisa membuka
kemah disini bila sudah merasa kelelahan, karena di pos ini terdapat sumber air
yang digunakan untuk memasak dan lain-lain. Dari pos ini, jalan mulai menanjak
dan tak jauh pendaki akan menemui pertigaan, lurus menuju puncak Gunung Gede,
dan kearah kanan menuju puncak Gunung Pangrango. Menuju puncak Pangrango waktu
yang dibutuhkan sekitar 3 jam dengan jarak tempuh lebih kurang 3 km, dengan
melintasi kawasan hutan lebat yang sangat terjal. Dari puncak gunung Pangrango
pendaki tidak bisa menikmati pemandangan sekitar karena terhalang pohonan,
namun bisa turun sedikit kearah barat menuju areal terbuka seluas 5 ha yang
dipenuhi dengan tanaman bunga edelweis yang disebut dengan Alun Alun
Mandalawangi. Untuk menuju puncak gunung gede pendaki menyusuri punggungan yang
terjal, disini pula terdapat sebuah jalur yang disebut Tanjakan Setan, tempat
ini sangat terjal dan dilengkapi dengan tali baja untuk berpegangan. Dari atas
tanjakan ini pendaki bisa memandang panorama puncak gunung Pangrango yang
sangat indah. Setelah tanjakan setan, jalur masih terus menanjak hingga ujung
hutan sampai pada pada Puncak Gunung Gede. Puncak gunung gede terlihat
memanjang, berbeda dengan puncak gunung pangrango yang runcing sempurna.
Pendaki biasanya menikmati pemandangan Kawah Gunung Gede yang sangat indah, dan
di puncak gunung Gede ini akan tercium aroma belerang yang kadang kala sangat
menyengat hidung. Kawah gede ini terdiri dari Kawah Ratu dan Kawah Wadon. Dari
puncak Gede kita bisa kebawah menuju alun-alun SuryaKencana, dengan latar
belakang gunung Gumuruh. Terdapat mata air yang jernih dan tempat yang sangat
luas untuk mendirikan kemah.
Jalur Gunung Putri
Di Pos Penjagaan Gunung Putri (1.450 mdpl), pendaki
wajib melapor dan menunjukkan surat - surat perijinan, fotokopi KTP, dan
registrasi Simaksi. Pada saat keluar Taman Nasional juga akan dilakukan
pemeriksaan kembali serta wajib memperlihatkan sampah yang dibawa turun. Pendakian
awal berupa jalan setapak yang melintasi kebun penduduk, yang selanjutnya akan
menyeberangi sungai kecil. Setelah itu jalur mulai menanjak. Satu jam
perjalanan pendaki akan tiba di Pos Tanah Merah (1.850 mdpl), merupakan bangunan
bekas kantor Taman Nasional yang sudah tidak terpakai. Jalur semakin menanjak
dan melintasi akar-akar pepohonan, suasana hutan semakin lebat, selanjutnya
setelah berjalan sekitar 2 jam pendaki akan tiba di Pos Legok Leunca (2.150
mdpl). Jalur berikutnya semakin curam dan licin terutama di musim penghujan, di
beberapa tempat medan sempit sehingga pendaki harus menepi bila berjumpa dengan
pendaki dari arah berlawanan. Pos berikutnya adalah Buntut Lutung (2.300 mdpl).
Jarang sekali pendaki yang membuka kemah di jalur Gunung Putri, selain
tempatnya sempit dan tidak ada sumber air, pendaki lebih memilih bersusah payah
sekuat tenaga untuk sampai di Alun-Alun Surya Kencana dan berkemah di sana.
Sebelum sampai di Alun-Alun Surya Kencana pendaki masih harus melewati dua pos
lagi yakni Pos Lawang Seketeng (2.500 mdpl) dan Pos Simpang Maleber (2.625
mdpl). Dari Pos Simpang Maleber lintasan sudah landai, dan Alun-alun Surya
Kencana sudah nampak di depan mata. Untuk menuju Pusat Alun-Alun (0 KM) pendaki
harus berjalan ke arah kanan mengikuti aliran sungai kecil yang berada tepat di
tengah-tengah lapangan. Selanjutnya dari 0 KM pendaki kearah kanan, mendaki
bukit terjal berbatu yang banyak di tumbuhi edelweis untuk menuju puncak gunung
Gede.
Jalur Selabintana
Di Pos Pemeriksaan pendaki akan diperiksa barang
bawaan dan surat perijinan, kemudian pendaki baru dipersilahkan untuk memulai
pendaakian atau berkemah terlebih dahulu di Selabintana. Dari Pos Pemeriksaan
pendaki berjalan menyusuri tepi sungai yang aliran airnya jernih dan sangat
dingin memasuki kawasan hutan lebat yang banyak dihuni satwa liar. Lintasan berupa
jalan berbatu yang tertata rapi menyusuri punggungan gunung. Setelah berjalan
sekitar 1 jam pendaki akan berjumpa dengan menara pengamatan burung, dan
selanjutnya akan tiba di Pos Citingar (1.000 mdpl). Medan yang berupa tanah
gembur dilapisi guguran dedaunan semakin menanjak dan licin. Sekitar 2-3 jam
kita berjalan untuk melewati kawasan hutan yang dihuni oleh banyak pacet. Untuk
itu disarankan untuk menggunakan sepatu gunung untuk melalui jalur Selabintana.
Selanjutnya jalur masih berupa tanah gembur yang dilapisi dedaunan. 1 jam
kemudian jalur agak landai sedikit turun dari punggungan gunung menghindari
lintasan lama yang longsor (di atas lintasan baru). Di lokasi ini lintasan baru
dilapisi dengan batu yang tertata rapi dan pacet sudah jarang dijumpai. Kemudian
kita akan tiba di Pos Cigeber (1.300 mdpl). Lintasan mulai agak terbuka, dan tanah
yang dipijak mulai mengeras. Pendaki akan melewati pinggiran jurang yang banyak
ditumbuhi rumput-rumput tinggi, sampai pada selanjutnya pendaki tiba di Pos
Cileutik (1.500 mdpl). Di lokasi ini pendaki bisa beristirahat untuk sekedar
melepas lelah. Setelah menyeberangi sungai kecil, medan kembali menanjak dan
memasuki kawasan hutan lebat. Sekitar 2 jam berjalan pendaki akan tiba di Pos
yang dikelilingi pepohonan yang memiliki bentuk yang aneh, sehingga bisa
menimbulkan fantasi yang bermacam-macam. Selanjutnya sekitar 2 jam berjalan pendaki
akan tiba di Pos kecil yang hanya bisa digunakan untuk duduk beberapa pendaki.
Lintasan berikutnya semakin terjal dan pendaki bisa memanfaatkan akar-akar untuk
berpegangan. Sekitar satu jam pendaki akan tiba di Pos Pertigaan, ke kanan menuju
puncak gunung Gumuruh, dan ke kiri menuju Alun-Alun Surya Kencana. Sekitar 10
menit dari Pos ini pendaki akan tiba di Alun-alun Surya Kencana. Menuju pusat
Alun-alun (0 KM) pendaki berjalan ke kanan sekitar 15 menit. Untuk melanjutkan
perjalanan lewat jalur Cibodas pendaki harus mendaki puncak gunung Gede
terlebih dahulu, sedangkan untuk melewati jalur Gunung Putri pendaki hanya berjalan
lurus mengikuti pinggiran sungai. Untuk menuju puncak Gunung Gede dari 0 KM,
pendaki masih harus mendaki batuan terjal yang banyak ditumbuhi Edelweis,
dengan waktu tempuh sekitar 45 menit.
Alun-Alun Surya Kencana
Salam Petualang
BalasHapusMulai sekarang Indonesia Ride Adv Menyediakan angkutan khusus Pendaki dan rafting yang ingin mendaki Gng gede pangranggo dengan Bus Travelo Berkapasitas 12 penumpang dan BerAC dengan tarif sederhana
jakarta -Cibodas Rp 600,000
Cibodas jakarta Rp.600,000
Jakarta -Citarik Rp,900,000
Citarik -Jakarta Rp.900.000
Bila DiCarter 24 jam jakarta -Cibodas PP
Rp.1,100.000
jakarta Citarik PP
Rp 1,600,000
Carter Tidak termasuk Tiket Tol dan makan Pengemudi
untuk Info Hub .imorally@gmail.com
0817162552-Pin 269775A4
Salam Petualang
BalasHapusMulai sekarang Indonesia Ride Adv Menyediakan angkutan khusus Pendaki dan rafting yang ingin mendaki Gng gede pangranggo dengan Bus Travelo Berkapasitas 12 penumpang dan BerAC dengan tarif sederhana
jakarta -Cibodas Rp 600,000
Cibodas jakarta Rp.600,000
Jakarta -Citarik Rp,900,000
Citarik -Jakarta Rp.900.000
Bila DiCarter 24 jam jakarta -Cibodas PP
Rp.1,100.000
jakarta Citarik PP
Rp 1,600,000
Carter Tidak termasuk Tiket Tol dan makan Pengemudi
untuk Info Hub .imorally@gmail.com
0817162552-Pin 269775A4