Gunung
Slamet adalah gunung tertinggidi Jawa Tengah dan merupakan gunung tertinggi
kedua di Pulau Jawa dengan ketinggian 3.432 mdpl. Pada masa penjelajahan dunia
yang pertama Sir Frances Drake, seorang pelaut Inggris pada tahun 1580, ketika
itu melihat Gunung Slamet dan segera mengarahkan perahunya dan berlabuh di
Cilacap. Gn. Slamet dapat didaki melalu tiga jalur, lewat jalur sebelah Barat
Kaliwadas, lewat jalur sebelah selatan Batu Raden dan lewat jalur sebelah timur
Bambangan. Dari ketiga jalur tersebut yang terdekat adalah lewat Bambangan,
selain pemandangannya indah juga banyaknya kera liar yang dapat ditemui dalam
perjalanan menuju ke puncak slamet. Jalur Pendakian Bambangan Jalur Bambangan
adalah jalur yang sangat populer dan merupakan jalur yang paling sering didaki.
Route Bambangan merupakan route terpendek dibandingkan route Batu Raden dan
Kali Wadas. Dari kota Purwokerto naik bus ke tujuan Purbalingga dan dilanjutkan
dengan bus dengan tujuan Bobot sari turun di Serayu. Perjalanan disambung
menggunakan mobil bak angkutan pedesaan menuju desa Bambangan, desa terakhir di
kaki gunung Slamet. Di dusun yang berketinggian 1279 mdpi ini para pendaki
dapat memeriksa kembali perlengkapannya dan mengurus segala administrasi
pendakian. Selepas dari jalan aspal perkampungan belok ke kanan, Pendaki akan
menyeberangi sungai dengan cara melompat dari satu batu ke batu yang lain, bila
sedang musim hujan aliran air deras akan menutupi batu-batuan ini. Selanjutnya
akan melewati ladang penduduk selama 1 jam menuju pos Payung dengan keadaan
medan yang terjal. Pos Payung merupakan pos pendakian yang menyerupai payung
raksasa dan masih berada di tengah-tengah perkebunan penduduk. Selepas pos
Payung pendakian dilanjutkan menuju pondok Walang dengan jalur yang sangat
licin dan terjal di tengah-tengah lingkungan hutan hujan tropis, selama kurang
lebih2 jam. Selepas pondok Walang, medan masih seperti sebelumnya, jalur masih
tetap menanjak di tengah panorama hutan yang sangat lebat dan indah, selama
kira-kira 2 jam menuju Pondok Cemara. Sebagaimana namanya, pondok Cemara
dikelilingi oleh pohon cemara yang diselimuti oleh lumut. Selepas pondok Cemara
pendakian dilanjutkan menuju pos Samaranthu. Selama kira-kira 2 jam dengan
jalur yang tetap menanjak dan hutan yang lebat. Samaranthu merupakan pos ke 4.
Kira-kira 15 menit dari pos ini terdapat mata air bersih yang berupa sungai
kecil. Selepas Samaranthu, medan mulai terbuka dengan vegetasi padang rumput.
Pendaki akan melewati Sanghiang Rangkah yang merupakan semak-semak yang asri dengan
Edelweiss di sekelilingnya, dan sesekali mendapati Buah Arbei di tengah-tengah
pohon yang menghalangi lintasan pegunungan. Pendaki juga akan melewati
Sanghiang Jampang yang sangat indah untuk melihat terbitnya matahari. Kira-kira
30 menit kemudian pendaki akan tiba di Plawangan. Plawangan (lawang = pintu)
merupakan pintu menuju puncak Slamet. Dari tempat ini pendaki akan dapat
menikmati panorama alam yang membentang luas di arah timur. Selepas Plawangan
lintasan semakin menarik sekaligus menantang, selain pasir dan bebatuan
sedimentasi lahar yang mudah longsor pada sepanjang lintasan, di kanan kiri
terdapat jurang dan tidak ada satu pohon pun yang dapat digunakan sebagai
pegangan. Di daerah ini sering terjadi badai gunung, oleh karena itu pendaki
disarankan untuk mendaki di pagi hari. Kebanyakan pendaki meninggalkan
barang-barang mereka di bawah, untuk memperingan beban. Dari Plawangan sampai
di puncak dibutuhkan waktu 30- 60 menit. Dari sini pendaki dapat melihat puncak
Slamet yang begitu besar dan hamparan kaldera yang sangat luas dan menakjubkan,
yang biasa disebut dengan Segoro Wedi. Apabila kita ingin turun menuju jalur
lain, misalnya Guci, pendaki harus melewati kompleks kawah untuk memilih jalur
yang diinginkan. Jalur Pendakian Kaliwadas Kaliwadas merupakan sebuah dusun
yang berketinggian 1850 mdpi dan masuk wilayah Desa Dawehan, Kecamatan
Sirampog, Kabupaten Brebes, atau tepatnya berada pada barat daya lereng Gunung
Slamet. Untuk menuju Kaliwadas dapat ditempuh dari kota Bumiayu menuju
Pangasinan dengan menggunakan Angkutan Pedesaan jenis Colt yang memakan waktu 2
jam. Setiba di Pasar Pangasinan, perjalanan dilanjutkan menuju Kaliwadas dengan
menggunakan Jeep Hardtop atau menggunakan angkutan umum jenis kendaraan terbuka
yang beroperasi hingga pukul 18.00 wib. Pendaki dapat menyiapkan segala
perbekalan dan perizinan dari Kaliwadas ini. Kira - kira 300 m selepas jalan
desa, pendaki diarahkan menuju jalan setapak. Satu jam kemudian pendaki akan
melewati Tuk Suci yang oleh penduduk setempat diartikan sebagai mata air suci.
Di Tuk Suci ini terdapat aliran air yang dibendung, yang berfungsi sebagai
pengairan desa di bawahnya. Selepas Tuk Suci, medan mulai menanjak menembus
lorong-lorong tumbuhan Bambu yang berukuran kecil. Penduduk sekitar menyebutnya
Pringgodani. Enam puluh menit kemudian pendaki akan tiba di pondok Growong.
Pondok Growong merupakan tempat yang cocok untuk mendirikan tenda. Di sekitar
area ini banyak ditemukan pohon besar yang di bawahnya terdapat lubang
berukuran cukup besar. Selepas pondok Growong lintasan relatif datar sampai
pada sebuah jembatan kecil yang bemama taman Wlingi, yang berada di ketinggian
1953 mdpl. Di daerah ini terdapat persimpangan, lintasan yang lurus dan lebar
menuju ke Sumur Penganten. Berjarak 500 m dari area terdapat sumber air, yang
juga merupakan sebuah tempat keramat di mana banyak peziarah yang datang untuk
meminta berkah. Jalur ke kiri merupakan lintasan yang menuju ke puncak. Keadaan
lintasan semakin menanjak. Di sepanjang lintasan mulai banyak dijumpai pohon tumbang
dan pohon penyengat. Lintasan kadang tertutup oleh semak belukar sehingga
pendaki harus waspada agar tidak tersesat. Lintasan mulai kembali melebar
ketika pendaki melewati persimpangan Igir Manis yang berada di ketinggian 2600
mdpl. Di sekitar area ini akan didapati tetumbuhan Adelweiss dan tetumbuhan
Arbei. Setelah itu pendaki akan sampai di Igir Tjowek yang berada di ketinggian
2750 mdpl. Daerah ini masuk kawasan Gunung Malang. Di sini terjadi pertemuan
jalaur ini dengan jalur Baturaden. Beberapa meter kemudian barulah pendaki tiba
di Plawangan. Plawangan merupakan sebuah tanah yang cukup datar di daerah
terbuka, sekaligus merupakan batas vegetasi. Untuk menuju puncak dibutuhkan
waktu kira-kira 2 jam. Pendaki dapat berangkat pagi agar dapat menikmati
keadaan puncak dan sekitamya dalam keadaan cuaca cerah. Selepas Plawangan
lintasan semakin tajam hingga mencapai sudut pendakian 60. Selanjutnya keadaan
lintasan semakfn parah dengan medan bebatuan vulkanik yang mudah longsor. Bau
belerang terasa menyengat dari kawah ketika pendaki tiba di puncak bayangan.
Setiba di daerah ini, pendaki tinggal melipir pada gigir kawah menuju arah
timur. Setelah melewati Tugu Surono yang berupa tumpukan batu, pendaki akan
sampai di puncak tertinggi Gunung Slamet yang ditandai dengan patok triangulasi
dan tower. Dulu tempat ini juga digunakan sebagai pemantauan aktivitas gunung
api ini. Di puncak tertinggi kedua se-Jawa ini pendaki dapat menyaksikan
pemandangan pada arah timur. Tampak beberapa puncak seperti Gunung Sumbing, Sundoro,
Merbabu, Merapi, dan puncak Ciremai di arah barat. Semuanya berdiri kokoh
sekan-akan menjadi pasak bumi Pulau Jawa. Jalur Pendakian Batu Raden Dari kota
Purwokerto menuju tempat wisata Batu Raden menempuh jarak 15 km arah utara dan
dapat ditempuh selama 30 menit dengan menggunakan Angkutan umum. Batu Raden
yang merupakan daerah wisata yang terkenal dengan Pancuran Telu dan Pitu ini
berada di ketinggian 760 mdpl. Pancuran tersebut merupakan aliran mata air
panas yang mengandung belerang. Jalur ini merupakan jalur tersulit dan jarang
dilalui pendaki. Terbentang di sebelah selatan kaki Gunung Slamet pada
ketinggian sekitar 640 m di atas permukaan laut. Baturraden terletak hanya 14
km dari Kota Purwokerto yang dihubungkan dengan jalan yang memadai. Di tempat
wisata ini Anda dapat menikmati pemandangan indah & udara pegunungan yang
segar dengan suhu 18 Celcius 25 Celcius. Sedangkan Gunung Slamet dengan
ketinggian 3.428 m, merupakan gunung berapi terbesar dan gunung tertinggi ke-2
di Jawa. Jika cuacanya bagus, Kota Purwokerto dapat terlihat dari Baturraden,
begitu juga dengan Cilacap dan Nusa Kambangan. Ketika kita melihat gunung
Slamet, kita dapat melihat lereng gunung Slamet yang ditutupi oleh hutan
Heterogen. Taman Rekreasi di Baturraden menyajikan alam pegunungan & lembah
sunyi yang dihiasi air terjun serta sumber air panas Belerang dan Pancuran. Di
tempat ini juga dapat dinikmati berbagai mainan anak, menara pandang, Taman
Botani, Kolam Renang. Tempat pemandian air panas, Kintamani, kolam luncur, sepeda
air, kereta gantung, & kebun binatang Widya Mandala. Selepas pal Taman
Wisata Batu Raden, lintasan berbelok ke kanan dan menurun. Dalam perjalanan
menuju pos I banyak ditemui cabang lintasan, yang merupakan jalan tikus yang
banyak dibuat oleh penduduk setempat. Di tengah perjalanan pendaki akan
melewati sebuah sungai. Setelah itu lintasan kembali datar dengan sajian jurang
yang menganga pada sisi kanan lintasan. Untuk sampai di pos I dibutuhkan waktu
selama 3 jam. Selepas pos I lintasan mulai menanjak dengan sajian hutan yang
rimbun dan asri, selama 2 jam. Untuk sampai di pos III dibutuhkan waktu selama
3 jam dengan lintasan yang tidak begitu menanjak. Vegetasi di pos III masih
dalam kungkungan hutan hujan Tropis. Selepas itu pendaki akan melipir pada sebuah
punggungan tipis yang berada di ketinggian 1664 mdpl. Daerah tersebut bemama
Igir Leiangar. Selepas pos IV, tepatnya di puncak Gunung Malang, akan ditemui
persimpangan dengan jalur Kaliwadas. Kemudian perjalanan dilanjutkan menuju ke
Plawangan, lalu berbelok ke kanan menuju puncak Slamet.
- Beranda
- Tentang Kami
- Jalur Pendakian
- Gunung Abang
- Gunung Agung
- Gunung Argopuro
- Gunung Arjuno
- Gunung Batukaru
- Gunung Batur
- Gunung Burangrang
- Gunung Cikuray
- Gunung ciremai
- Gunung Dempo
- Gunung Gede Pangrango
- Gunung Guntur
- Gunung Lawu
- Gunung Leuser
- Gunung Kerinci
- Gunung Merapi
- Gunung Merbabu
- Gunung Papandayan
- Gunung Raung
- Gunung Rinjani
- Gunung Salak
- Gunung Semeru
- Gunung Selamet
- Gunung Sumbing
- Gunung Sindoro
- Gunung Tambora
- Jual beli alat Outdor
- Ilmu Pendakian
- Inspirasi
Langganan:
Posting Komentar
(
Atom
)
Tidak ada komentar :
Posting Komentar