Jalur Pendakian Gunung Guntur
Gunung
Guntur (2.249 mdpl), merupakan salah satu gunung api aktif yang berada di Kabupaten
Garut. Gunung ini memiliki dua sumber mata air, yaitu sumber air panas yang
mengalir ke Cipanas yang kemudian dimanfaatkan sebagai wisata pemandian
Cipanas, dan yang satu lagi sumber air dingin yang mengalir ke aliran Curug Citiis.
Gunung
Guntur tidak seperti gunung-gunung di daerah tropis lainnya. Gunung ini justru
terlihat tandus dan gersang. Jalurnya pun didominasi oleh savana dan batuan
kerikil sisa letusan. Jarang pendaki menjumpai pohon besar sepanjang lintasan
pendakian, terutama pada lintasan sesudah melewati Curug Citiis. Medan yang tandus
dan gersang membuat Gunung Guntur lebih dikenal karena cuacanya yang liar.
Tekanan angin dan suhu udara yang panas, bahkan bisa di bilang ganas.
Untuk
mendaki Gunung Guntur, pendaki bisa melalui jalur Curug Citiis yang berada di
kampung Citiis, Kecamatan Tarogong Kaler, Kabupaten Garut. Jalur pendakian ini
merupakan jalur terpendek dan termudah. Selain melewati air terjun atau curug
citiis, pendaki juga akan melalui lokasi penambangan pasir citiis yang
beroperasi sejak tahun 1960 an.
Untuk
menuju kampung citiis, dari Jakarta bisa menggunakan bus jurusan Jakarta - Garut
yang melewati tol cipularang, turun di terminal garut, lalu naik angkot jurusan
cipanas dan turun di gerbang kampung citiis, dengan waktu tempuh yang lebih
singkat. Atau bisa juga naik bus jurusan garut via puncak, dan langsung turun
di gerbang desa citiis. Tapi dengan waktu tempuh yang lumayan lebih panjang.
Dari
gerbang Desa Citiis, pendaki bisa melanjutkan perjalanan menuju kampung citiis
dengan menumpang ojek, atau bisa juga dengan berjalan kaki. Jaraknya tidak
terlalu jauh, hanya sekitar 15 menit dengan menggunakan ojek dengan tarif
sekitar 10ribuan. Biasanya tukang ojek disana sudah biasa mengantar pendaki
yang ingin mendaki Gunung Guntur. Ia akan mengantarkan kita ke rumah kepala
desa terlebih dahulu untuk melakukan perizinan.
Sekitar
30 menit dari kampung citiis, pendaki akan menemui pipa saluran air dialiran
sungai kecil disisi kanan. Pipa itu jadikan patokan jalur pendakian. Ikuti alur
pipa tersebut, melewati hutan yang rindang dan ladang-ladang penduduk sampai menjumpai
curug citiis.
Suasana
disekitar curug citiis begitu sejuk. Pendaki bisa mendirikan tenda dikawasan
tersebut. Selain itu juga terdapat sebuah shelter kecil yang bisa gunakan untuk
beristirahat dan menambah persediaan air para pendaki, karena setelah ini
pendaki akan kesulitan menemukan mata air di sepanjang jalur pendakian.
Selepas
curug citiis, pendaki harus naik kearah padang savana yang bukan lagi jalur
hutan seperti sebelumnya. Jadi aliran sungai haruslah berada di sisi kanan
jalur pendakian. Tanjakan terjal dan berbatu merupakan jalur yang akan tersaji
selepas kawasan air terjun. Disarankan agar pendaki menggunakan baju atau kaus
berlengan panjang untuk melindungi dari sengatan sinar matahari, juga untuk
melindungi kulit dari sayatan semak dan ilalang yang tumbuh disepanjang jalur
pendakian. Diperkirakan 1 jam selepas Curug Citiis, pendaki akan menjumpai
sebuah area yang dapat menampung sekitar 2 buah tenda. Pendaki bisa beristirahat
disini atau melanjutkan perjalanan.
Tidak
jauh berbeda dengan kondisi sebelumnya, medan yang akan lalui didominasi
tumbuhan jenis ilalang dan semak dan pepohonan yang kering merangas tanpa daun.
Tampak pula pepohonan yang batangnya hitam seperti habis terbakar. Dikanan kiri
jalur pendaki disuguhkan pemandangan bekas aliran lava yang telah membeku.
Medan pendakian semakin lama semakin menanjak dengan kemiringan berkisar antara
60-75 derajat. Jika pendakian dilakukan pada siang hari dengan teriknya sinar
matahari, pendaki akan merasakan betapa panasnya berjalan di punggungan Gunung
Guntur ini.
Semakin
mendekati puncak pertama, jalur yang akan dilalui semakin terjal dan gersang.
Medan yang dilalui pun didominasi campuran antara tanah, pasir dan kerikil,
sehingga jika pendaki tidak berhati-hati dalam memilih jalan akan mudah
terperosok ke bawah karena jalur yang licin. Mendekati puncak pertama, pendaki akan
melalui sebuah pohon cemara yang cukup besar. Pohon ini sebenarnya sudah
terlihat dari bawah, karena tidak ada lagi sesuatu yang menghalangi pandangan
kita ke atas. Setelah melewati pohon ini, kira –kira 15 menit kemudian, pendaki
akan menemui sebuah batu besar. Lalu 15 menit dari batu besar tersebut tibalah
di puncak pertama. Total waktu untuk mencapai puncak pertama dari curug citiis
sekitar 2,5-3 jam.
Puncak Pertama
Dipuncak
pertama ini, ada lokasi yang terletak sebelum bibir kawah yang bisa dijadikan pendaki
untuk tempat mendirikan tenda. Tapi pastikan pasak tenda anda terpasang dengan
kuat, karena dikhawatirkan ada angin yang sewaktu-waktu bertiup kuat. Kawah
Gunung Guntur berada di sebelah kiri, berhadapan dengan Gunung Cikuray yang
terlihat menjulang tinggi. Dari puncak pertama ini pendaki dapat melihat
pemandangan Kota Garut, areal pemukiman, persawahan, situ bagendit, komplek
pemandian Cipanas dengan jelas. Puncak kedua juga terlihat dengan jelas beserta
jalurnya.
Menuju
puncak kedua, pendaki akan melintasi lembah yang jalurnya cukup landai, sebelum
akhirnya menanjak kembali. Dengan berjalan melipir punggungan kawah, kemudian
belok kanan menanjak daerah terjal. Punggungan yang dilintasi berupa padang
savana yang cukup luas dengan pemandangan yang cukup indah. Medan terjal
tersebut berupa tanahvulkanis yang hangat, gembur, licin, dan di beberapa
tempat tanahnya lembek bila diinjak. Perjalanan dari puncak pertama menuju
puncak kedua memerlukan waktu sekitar 30 menit.
Puncak
Kedua
Seperti
halnya puncak pertama, areal puncak kedua juga di dominasi padang savanna.
Berada di antara puncak pertama dan puncak tertinggi gunung guntur. Padang
savanna memisahkan kedua puncak tersebut dan menampakkan pemandangan yang
sangat menarik. Beberapa jenis tanaman jenis cantigi yang tumbuh terbatas ikut
menambah pesonanya. Di puncak ini terdapat seperangkat peralatan dan pagar
kawat yang sudah rusak. Perlengkapan tersebut tampaknya bekas alat untuk
memantau keadaan gunung guntur. Dari sini, puncak tertinggi gunung guntur
terliha. Jalur menuju ke puncak tertinggi itupun terlihat dengan jelas.
Setelah
puas menikmati pemandangan dan melepas lelah di Puncak kedua, teman-teman
pendaki bisa melanjutkan pendakian menuju puncak tertinggi Gunung Guntur. Dari
puncak kedua ini, jalur yang akan dilewati tidak jauh berbeda dengan jalur dari
pucak pertama menuju puncak kedua. Kanan kirinya merupakan padang savanna yang
luas. Beberapa tanaman termasuk jenis cantigi juga bisa anda temui disini.
Setelah sedikit menurun, jalur yang akan lalui menanjak terjal dengan
kemiringan sekitar 45 derajat. Tidak sampai 40 menit dari puncak pertama
tibalah di puncak tertinggi Gunung Guntur (2.249 mdpl). Area puncak tertinggi
Gunung Guntur cukup datar yang memiliki luas kira-kira 2 kali lapangan bola
voli, selain itu disana juga terdapat seperangkat peralatan yang berfungsi
untuk memantau aktivitas gunung api.
Sumber
:
https://www.facebook.com/permalink.php?id=374250922664458&story_fbid=385830308173186
Tidak ada komentar :
Posting Komentar