Gunung
Papandayan terletak di Kecamatan Cisurupan, Kabupaten Garut, 70 KM sebelah
tenggara Kota Bandung. Gunung Papandayan memiliki ketinggian 2.665 mdpl. Gunung
papandayan merupakan tipe gunung api strato.
Pertigaan
Cisurupan – Parkiran Papandayan/ Camp David
Dari pertigaan Cisurupan, pendaki bisa mencarter mobil
bak terbuka/ ojek menuju parkiran Papandayan. Harga sewa mobil bak terbuka 20
ribu/orang, sedangkan ojek 25 ribu/orang. Mobil bak terbuka berangkat jika
penumpang sudah mencapai 10 orang. Harga sewa mobil bak terbuka dan jasa ojek terbilang
sepadan, mengingat kondisi jalan yang rusak dan menanjak. Jarak dari pertigaan
Cisurupan menuju parkiran Papandayan sekitar 9 KM, dan dapat ditempuh sekitar
30-40 menit, tergantung skill dan tenaga kendaraannya. Setelah tiba diparkiran silahkan
anda menuju pos pendaftaran untuk mengurus administrasi dan simaksi.
Parkiran Papandayan/ Camp David
Parkiran –
Pondok Saladah
Estimasi waktu dari parkiran Papandayan menuju Pondok
Saladah dapat ditempuh sekitar 2-3 jam dengan waktu normal berjalan kaki. Awal
perjalanan akan disuguhi trek bebatuan dan asap putih yang keluar dari beberapa
kawah belerang. Disarankan kepada pendaki untuk menggunakan masker, karena bau
belerang yang cukup menyengat sangat menggangu pernafasan. Setelah trek
bebatuan, pendaki akan menuruni lembah dan melewati sungai kecil lalu kembali menanjak
sampai ke Pondok Saladah. Pondok Saladah merupakan tempat yang cukup luas
sehingga cukup untuk menampung puluhan tenda. Di Pondok Saladah pendaki juga
dapat mengambil air, karena ada pipa-pipa yang digunakan untuk mengalirkan air.
Disana juga terdapat tempat untuk buang air besar/ kecil, walaupun tidak
representatif namun cukup lumayan daripada buang air di semak-semak.
Jalan Bebatuan dan Asap Belerang menuju Pondok Saladah
Pondok Saladah
Pondok
Saladah – Tegal Alun
Dari Pondok Saladah menuju Tegal Alun akan melewati
Hutan Mati, bekas letusan Gunung Papandayan pada tahun 2002. Dimana ditempat
tersebut terdapat banyak pohon yang sudah mati dan hanya menyisakan batang dan
akar saja yang berwarna hitam. Namun pemandangan Hutan Mati yang eksotis inilah
yang menjadi daya tarik para pendaki untuk mengunjungi Gunung Papandayan. Setelah
Hutan Mati pendaki akan disuguhkan jalur yang cukup licin dan sempit. Kemudian
pendaki akan melewati jalur menanjak dengan kemiringan sekitar 60-70 derajat, yang
disebut dengan Tanjakan Mamang sebelum tiba di Tegal Alun. Tegal Alun merupakan
tempat yang luas dengan ditumbuhi bunga Edelweis yang menghampar luas. Waktu
yang dibutuhkan dari Pondok Saladah menuju Tegal Alun diperkirakan 1 jam dengan
berjalan kaki.
Hutan Mati
Tegal Alun –
Puncak
Kebanyakan tujuan akhir para pendaki Papandayan bukan
ke Puncaknya, melainkan Tegal Alun. Mereka mengahabiskan waktu di Tegal Alun
untuk foto-foto dengan latar belakang indahnya hamparan Edelweis. Untuk
mencapai puncak Papandayan pendaki bisa mengikuti petunjuk yang ada disana. Ada
dua plang yang yang menunjukan arah ke Puncak Papandayan, yaitu plang yang
dekat dan yang jauh. Jika mengikuti arah dari plang yang dekat, pendaki akan
melewati turunan dan melewati sungai kecil, namun setelah itu pendaki akan
melewati tanjakan yang cukup curam walaupun tidak terlalu panjang. Sedangkan bila
mengikuti plang yang jauh, pendaki akan melewati turunan dan mencapai mata air.
Kemudian ambil jalur disebelah kiri mata air tersebut untuk mencapai puncak.
Untuk pemula sebaiknya mengambil jalur yang melewati mata air, walau jauh tapi
jalurnya enteng. Selama perjalanan menuju Puncak pendaki akan disuguhi
rimbunnya pepohohan, namun ada beberapa spot yang cocok untuk beristirahat atau
foto-foto, karena pemandangannya yang cukup indah. Dari spot tersebut bisa
terlihat hamparan edelweis di Tegal Alun, Gunung-gunung, ataupun kawah aktif
yang masih menyemburkan asap. Sampai di Puncak, tidak bisa terlihat pemandangan
apa-apa, karena tertutup rimbunnya pepohonan. Waktu yang dibutuhkan dari Tegal
Alun untuk mencapai Puncak diperkirakan sekitar 1 jam perjalanan dengan
berjalan kaki.
Tegal Alun
Tidak ada komentar :
Posting Komentar